MAKALAH TENTANG I’JAZ AL-QUR’AN

I’JAZ AL-QUR’AN

    A.    Pendahuluan
            Setiap nabi yang diutus oleh Allah SWT selalu mendapakan mukjizat dariNya. Nabi Musa AS mendapatkan tongkat yang dapat membelah lautan, Nabi Nuh AS memiliki mukjizat berupa bahtera besar, Nabi Isa AS dapat menghidupkan orang yang telah mati, itu adalah beberapa macam mukjizat yang diberikan oleh Allah kepada nabi utusanNya. Tak terkecuali Nabi Muhammad SAW. Beliau juga menerima mukjizat, salah satu mukjizatnya yang paling dahsyat adalah Al-Qur’an.
            Al-Qur’an adalah kitab suci yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantara Malaikat Jibril yang diturunkan sebagai pedoman bagi kehidupan umat manusia. Di dalam Al-Qur’an kita dapan menemukan berbagai pedoman untuk menjalani hidup dengan baik dan benar.
            Dan dalam makalah ini, penulis akan membahas tentang apa itu mukjizat, unsur – unsur mukjizat, macam –macam kemukjizatan Al-Qur’an, dan membahas tentang hikmah adanya I’jaz Al-Qur’an.

    B.     Pengertian Mukjizat
Mukjizat dari segi bahasa berasal dari kata kerja “Ajaza “ (أعجز) yang berarti “melemahkan atau menjadikan tidak mampu”. Hal ini juga terkandung dalam salah satu ayat Al-Qur’an yaitu QS. Al-Maidah ayat 31 sebagai berikut :
….أَخِي سَوْأَةَ فَأُوَارِيَ الْغُرَابِ هَذَا مِثْلَ أَكُونَ أَنْ أَعَجَزْتُ….
Artinya : “ … Mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, lalu aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini ?...” (QS. Al-Maidah[5]:31)
            Seacar istilah, mukjizat didefinisikan oleh pakar ulama’ agama islam sebagai suatu hal atau sebuah peristiwa yang luar biasa yang terjadi pada seseorang yang mengaku nabi, sebagai bukti kenabiannya yang ditantangkan kepada orang yang meragukannya, untuk melakukan atau mendatangkan hal serupa, tetapi mereka tidak mampu melayani tantangan itu .
            Dafinisi mukjizat diatas dapat disederhanakan sebagai sesuatu yang luar biasa yang diperlihatkan oleh Allah SWT melalui para nabi dan rasulNya, untuk membuktikan atas kebenaran kenabian dan kerasulan seorang nabi dan rasul.
            Mu’jizat diperlihatkan oleh Allah melalui seorang nabi untuk meyakinkan bagi setiap orang yang meragukan dan tidak mempercayai kenabian seorang nabi. Sehingga mereka dapat mempercayai bahwa nabi tersebut benar benar diutus oleh Allah SWT.
            Mukjizat juga diturunkan untuk menjawab sebagai tantangan kepada masyarakat  tempat dimana nabi dan rasul itu diturunkan. Sehingga mukjizat yang turun selalu disesuaikan dengan kondisi masyarakat dimana nabi itu diturunkan dengan tujuan sebagai pukulan telak bagi masyarakat yang ditentang.
Melalui penjelasan di atas, I’jaz Al-Qur’an atau kemukjizatan Al-Qur’an adalah sebuah kekuatan dan keistimewaan yang terkandung dalam Al-Qur’an untuk menantang siapapun untuk mendatangkan sesuatu yang dapat menyamai atau menyerupai keistimewaan Al-Qur’an itu sendiri, sehingga dapat melemahkan orang – orang yang ditantangnya sehingga orang tersebut akan mengakui Al-Qur’an adalah benar benar diturunkan oleh Allah SWT.
Kekuatan dan keistimewaan Al-Qur’an itu tidak hanya menantang siapapun untuk mendatangkan sesuatu yang menandinginya, namun juga dijadikan sebagai bukti bahwa Nabi Muhammad SAW adalah benar benar seorang nabi dan rasul yang diutus oleh Allah SWT .

    C.    Unsur Mukjizat
Menurut Quraish Shihab, sebuah mukjizat meiliki beberapa unsur. Unsur –unsur tersebut ialah sebagai berikut :
1.      Hal atau peristiwa yang luar biasa

Mukjizat disebutkan sebagai suatu hal atau peristiwa yang luar biasa. Berbagai macam fenomena alam yang terlihat dalam kehidupan sehari hari, meskipun begitu menajkubkan tidak dapat disebut sebagai mukjizat. Suatu mukjizat disebut sebagai hal yang luar biasa. Luar biasa di sini berarti telah keluar dari kebiasaan, nalar manusia, dan telah keluar dari jangkauan hukum sebab akibat sehingga tidak yang dapat dibuktikan secara ilmiah.

2.      Terjadi melalui seorang nabi

Suatu hal yang luar biasa dapat dialami oleh siapapun di dunia ini apabila dikehendaki oleh Allah SWT. Namun segala kejadian luar biasa itu tidak bisa digolongkan sebagai mukjizat apabila tidak terjadi melalui seorang nabi.

Suatu hal luar biasa dapat terjadi pada seorang calon nabi, namun hal itu tidak disebut sebagai mukjizat, hal tersebut sebagai Irhash.  Sebagai contoh irhas adalah kejadian yang terjadi pada Nabi Isa AS. Yaitu ketika beliau masih kecil sudah dapat berbicara kepada orang – orang yang melecehkan ibunya. 
Kejadian luar biasa juga dapat dialami oleh seseorang yang bukan calon nabi, namun begitu dicintai oleh Allah SWT. Hal itu pun tidak dinamai mukjizat, namun disebut karamah atau kekeramatan.

Seperti yang telah kita ketahui, Nabi Muhammad adalah nabi dan rasul terakhir yang diutus oleh Allah SWT. Maka tidak akan kita temui lagi mukjizat di dunia ini sepeninggal Nabi Muhammad SAW. Namun segala hal luar biasa masih dapat kita temui hingga kini sebagai bukti kekuasaan Allah SWT.

1.      Mengandung tantangan bagi yang meragukan kenabian

 Sebuah mukjizat diturunkan oleh Allah SWT kepada seorang nabi untuk menjawab keraguan orang – orang yang meragukan kebenaran kenabiannya. Mukjizat diturunkan dengan tujuan menjadikan orang – orang yang meragukan kenabian seorang nabi menjadi lemah dan tidak mampu membantah sehingga ia  yakin akan kebenaran kenabian tersebut

Mukjizat sebagai tantangan ini juga diturunkan berbarengan dengan pengakuan seorang nabi, bukan ketika sebelum menjadi  nabi atau sesudahnya. 

Dan kejadian luar biasa tersebut dapat disebut mukjizat ketika hal itu terjadi sesuai dengan apa yang diucapkan sang nabi. Namun ketika kejadian luar biasa itu tidak sesuai dengan apa yang diucapkan seseorang yang mengaku nabi itu atau bahkan terjadi sebaliknya, maka hal itu tidak dinamai sebagai mukjizat, namun disebut Ihanah, dan orang yang mengaku nabi tersebut dapat disimpulkan sebagai nabi palsu.

2.      Tantangan tersebut tidak dapat dilayani
Sebuah mukjizat tidak akan dapat ditandingi atau disamai oleh orang yang ditantangnya. Apabila orang yang ditantangnya itu dapat menandinginya, maka dapat disimpulkan bahwa itu bukanlah sebuah mukjizat.

     D.    Ragam Kemukjizatan Al-Qur’an
Al-Qur’an adalah salah satu mukjizat Nabi Muhammad SAW yang begitu besar keistimewaannya. Al-Qur’an diturunkan sebagai pedoman bagi kehidupan umat manusia yang tetap bertahan di tengah tengah perkembangan zaman. Ribuan tahun Al-Qur’an turun ke bumi ini namun tak ada satupun ayatnya yang berubah dan tetap sejalan dengan kehidupan.
Di dalam Al-Qur’an sendiri dapat dijumpai beragam segi kemukjizatan yang dapat kita rasakan dan membuktikan bahwa Al-Qur’an adalah benar benar karunia Allah SWT. Ragam kemukjizatan itu ialah sebagai berikut :
1.      Gaya Bahasa

Gaya bahasa dalam AL-Qur’an begitu luar biasa sehingga membuat orang Arab saat itu kagum dan terpesona akan keindahannya. Uangkapan bahasa yang terkandung di dalamnya begitu halus sehingga mebuat banyak orang memilih untuk masuk Islam. Bahkan, seseorang yang saat itu begitu memusuhi Nabi Muhammad SAW dan bahkan ingin membunuh Rasulullah, yaitu seorang Umar bin Khatthab ternyata masuk Islam dan beriman kepada kerasulan Nabi Muhammad SAW setelah mendengar lantunan ayat – ayat Al-Qur’an . Susunan Al-Qur’an tidak dapat disamai oleh karya sebaik apa pun.

2.      Susunan Kalimat
Al-Qur’an memiliki gaya penulisan susunan kalimat yang sangat indah. Apabila dibandingkan dengan hadis qudsi  dan hadis nabawi yang sema-sama keluar dari mulut Nani Muhammad SAW, gaya susunan bahasa (uslub) memiliki perbedaan yang sangat jauh. Gaya bahasa Al-Qur’an jauh lebih berkualitas dan jauh lebih indah apabila dibandingkan dengan hadis qudsi ataupun hadis nabawi. Gaya bahasa dalam AL-Qur’an begitu indah da istimewa dan memiliki nilai – nilai yang tidak akan pernah ada pada ucapan manusia manapun.
3.      Hukum Yang Sempurna
Al-Qur’an berisi aturan-aturan hukum dalam kehidupan yang sangat lengkap. Al-Qur’an menjelaskan tentang pokok-pokok akidah, norma-norma dalam kehidupan, sopan santun, aturan tentang perekonomian, aturan tentang politik, aturan sosial dan kemasyarakatan, serta hukum hukum dalam beribadah kepada Allah SWT.
Pokok – pokok ibadah yang terkandung dalam Al-Qur’an menunjukkan bahwa islam begitu luas dan beraneka ragam dalam beribadah. Ibadah – ibadah tersebut berupa ibadah maliyah, yaitu ibadah yang berhubungan dengan harta benda. Ibadah tersebut misalnya adalah zakat dan sedekah. Ibadah yang selanjutnya adalah ibadah berupa ibadah amaliyah sekaligus ibadah badaniyah seperti berjihad di jalan Allah.
Membahas tentang akidah, Al-Qur’an mengajak seluruh umat manusia pada suatu akidah yang paling tinggi, yaitu beriman dan meyakini kepada kekuasaan Allah Yang Maha Esa, serta beriman dan meyakini adanya nabi dan rasul serta beriman dan mempercayai semua kitab samawi, yaitu kitab yang diturunkan oleh Allah SWT kepada para nabi dan rasulNya.
Aturan – aturan dalam Al-Qur’an memiiki dua jenis aturan bila dilihat dari cara menetapkannya, kedua hal tersebut adalah :
a.       Ditetapkan secara global
Terdapat aturan – aturan yang terkandung dalam Al-Qur’an yang diterangkan secara global atau secara umum. Aturan tentang ibadah biasanya diterangkan hanya secara global, sedangkan perincian bagaimana ibadah itu dilaksanakan diserahkan kepada para ulama melalui ijtihad.

b.      Ditetapkan secara rinci
Di dalam Al-Qur’an juga terdapat hukum – hukum yang diterangkan secara terperinci secara jelas. Hukum – hukum tersebut meliputi hukum yang berkaitan dengan utang – piutang, hukum makanan yang halal dan haram, hukum memelihara kehormatan wanita, serta hukum yang berkaitan dengan perkawinan.

4.      Ketelitian Redaksi
Di dalam Al-Qur’an, penulisan kata – kata di dalamnya ditulis begitu teliti. Teliti yang dimaksud di sini adalah adanya keseimbangan dalam setiap penulisan kata di dalamnya. Antara lain sebagai berikut :
a.       Jumlah bilangan sebuah kata dengan kata antonimnya di tulis secara seimbang. Beberapa contoh dari kata – kata tersebut ialah sebagai berikut :

(1)   Kata “Al – Haya” (hidup) dan “Al – Maut” (mati) memiliki jumlah bilangan yang sama. Yaitu masing – masing disebutkan sebanyak 145 kali.
(2)   Kata “An – Naf” (manfaat) dan kata “Al – Madharah” (mudarat), masing – masing kata disebutkan sebanyak 50 kali.
(3)   Kata “Ash – Shalihat“ (kebajikan) dan “As – Sayyi’at”(keburukan), masing – masing ditulis sebanyak 167 kali.

b.       Jumlah bilangan sebuah kata yang bersinonim di tulis secara seimbang. Contohnya adalah sebagai berikut :
(1)   Kata “Al – Harts” dan kata “Az – Zira’ah yang berarti membajak/bertani , masing masing disebutkan sebanyak 14 kali
(2)   Kata “Al-Jahr” dan kata “Al-‘Alaniyah” yang berarti nyata, masing masing sama disebutkan sebanyak 16 kali.
c.      Jumlah bilangan sebuah kata dengan kata yang menunjukkan akibatnya ditulis secara seimbang. Contohnya adalah sebagai berikut :
(1)   Kata “Al - Infaq” (infaq) dengan kata “Ar – Ridha” (kerelaan), masing – masing tertulis sebanyak 73 kali.
(2)   Kata “Al – Bukhl” (kekikiran) dengan “Al – Hasarah (penyesalan), masing masing sebanyak 12 kali.
d.       Disamping keseimbangan – keseimbangan yang telah disebutkan diatas, di dalam Al – Qur’an juga terdapat keseimbangan - keseimbangan khusus. Yaitu sebagai berikut :
(1)   Kata “Yawm” (hari) dalam bentuk tuggal disebutkan sebanyak 365 kali, sama dengan jumlah hari dalam satu tahun. Sedangkan kata hari dalam bentuk jamak (“Ayyam”) atau dua (“yawmayni”), keseluruhan disebutkan sebanyak 30 kali, sama dengan jumlah hari dalam satu bulan. Di sisi lain, kata “syahr” yang berarti bulan terdapat 12 kali disebutkan, sama dengan jumlah bulan dalam satu tahun.
(2)   Di dalam Al-Qur’an juga diterangkan tentang jumlah langit terdapat tujuh lapis. Penjelasan tentang hal tersebut diulang sebanyak 7 kali dalam Al-Qur’an, yaitu surat Al-Baqarah ayat 29, surat Al-Isra ayat 44, surat Al-Mu’minun ayat 86, surat Fushshilat ayat 12, surat Al-Thalaq ayat 12, surat Al-Mulk ayat 3, serta surat Nuh ayat 15.
(3)   Kata yang menunjuk pada utusan Tuhan, baik rasul, nabi atau “basyir” (pembawa berita gembira), atau “nadzir” (pemberi peringatan), keseluruhannya berjumlah 518 kali. Jumlah ini seimbang dengan jumlah penyebutan nama – nama nabi, rasul, dan pembawa berita tersebut, yakni 518 kali.

5.      Berita tentang hal – hal gaib
Sebagaimana ulama mengatakan bahwa sebagian mukjizat Al-Qur'an itu adalah berita gaib. Salah satu contohnya  pada awal abad ke-19, tepatnya pada tahun 1898, ahli purbakala Loret menemukan satu mumi di lembah raja–raja Luxor Mesir yang dari data–data sejarah terbukti bahwa ia adalah Fir’aun yang bernama Munifah yang pernah mengejar nabi Musa As. Selain itu pada tanggal 8 juli 1908, Elliot Smith mendapat ijin dari pemerintah Mesir untuk membuka pembalut–pembalut Fir’aun tersebut. Apa yang ditemukan adalah salah satu jasad utuh.

Seperti yang diberitakan oleh Al-Qur’an surat Yunus ayat 92 sebagai berikut :

فَالْيَوْمَ نُنَجِّيكَ بِبَدَنِكَ لِتَكُونَ لِمَنْ خَلْفَكَ آيَةً ۚ وَإِنَّ كَثِيرًا مِنَ النَّاسِ عَنْ آيَاتِنَا لَغَافِلُونَ
                                                                                                                                                                                                                        Artinya : ” Maka pada hari Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang datang sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami.”

Berita gaib dalam Al-Qur’an ini banyak pula menunjukkan keterangan dan rahasia yang baru terungkap saat ini, yang mana belum terfikirkan dalam penalaran manusia ketika Al-Qur’an ini diturunkan.
6.      Isyarat – isyarat ilmiah
Di dalam Al-Qur’an terdapat banyak sekali hal – hal yang berisikan isyarat ilmiah. Misalnya :
a.       Cahaya matahari berasal dari dirinya sendiri, sedangkan cahaya bulan adalah pantulan (QS. Yunus ayat 5)
b.      Kekurangan oksigen pada ketinggian dapat menyebabkan sesak napas. (QS. A—An’am ayat 125)
c.       Perbededaan sidik jari manusia (QS. Al-Qiyamah ayat 4)
d.      Aroma manusia yang berbeda beda (QS. Yunus ayat 94)

    E.    Hikmah Adanya I’jaz Al-Qur’an
Setelah mempelajari apa itu kemukjizatan Al-Qur’an, kita dapat memperoleh hikmah yang dapat dipelajari. Beberapa hikmah dengan adanya kemukjizatan Al-Qur’an adalah sebagai berikut :
1.      Meningkatkan iman dan ketakwaan kepada Allah
Dengan adanya Al-Qur’an sebagai mukjizat Allah, kita dapat lebih meyakini kekusaan  Allah SWT  Juga memantapkan keimanan akan kebenaran Al-Qur’an dan kenabian Nabi Muhammad SAW.
2.      Meningkatkan kecintaan kepada Al-Qur’an
Kecintaan Al-Qur’an dapat diwujudkan dengan meningkatkan intensitas beribadah membaca Al-Qur’an.
3.      Selalu menggunakan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup
Dengan meyakini kebenaran dan kemurnian Al-Qur’an sebagai firman Allah SWT, maka semakin yakin menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman dalam menjalani hidup dan menyelesaikan masalah.

     PENUTUP
            Al-Qur’an adalah kitab suci yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantara Malaikat Jibril yang diturunkan sebagai pedoman bagi kehidupan umat manusia.
Al-Qur’an adalah salah satu mukjizat Nabi Muhammad SAW. Kemukjizatan Al-Qur’an meliputi gaya bahasa, susunan kalimat, hukum yang sempurna, ketelitian redaksi, dan berita tentang hal – hal gaib.


    Daftar Pustaka

    Anwar, Rosihon. 2007. Ulum Al-Qur’an. Bandung : Pustaka Setia.
    Shihab, M. Quraish. 1992. Membumikan Al-Qur’an. Bandung : Mizan Pustaka 

1 komentar:

  1. Strange "water hack" burns 2lbs overnight

    At least 160,000 men and women are trying a easy and secret "liquid hack" to drop 1-2 lbs every night as they sleep.

    It is scientific and works with anybody.

    Here's how you can do it yourself:

    1) Take a drinking glass and fill it up with water half glass

    2) Then learn this strange hack

    you'll be 1-2 lbs skinnier the next day!

    BalasHapus

PENGERTIAN HADITS, PERBEDAAN DENGAN AL-QU’AN DAN RUANG LINGKUPNYA

  A.       Pendahuluan      Al Quran dan hadits merupakan pedoman bagi seluruh umat islam di dunia yang mengatur kehidupan mereka. “Aku ti...

TRENDING